5 Anti Virus Terbaik untuk Ponsel
Android
5 Anti Virus Terbaik untuk Ponsel
Android - Ada banyak cara virus mampu
membobol sistem keamanan kita jika kita tak
mampu memilih anti virus apa yang bagus
untuk ponsel Anda. Virus masuk dan mampu
merusak file-file Anda malalui pengiriman
dan penerimaan file lewat bluetooth, infra
red, kabel usb dan sebaginya Nah untuk
itulah saya menuliskan 5 Anti Virus Terbaik
untuk Ponsel Android untuk Anda. Simak saja!
5 Anti Virus Terbaik untuk Ponsel
Android:
1. Kaspersky Mobile Security - Download
via Google Play
Kaspersky Mobile Security menyampaikan
teknologi keamanan terbaru untuk melindungi
ponsel Android dari serangan virus, bahaya
internet, situs phishing, spyware dan spam.
Ini cukup sederhana dan sangat bermanfaat,
mengembangkan sistem perlindungan
keamanan dan bila ponsel Anda hilang atau
dicuri, dari jarak jauh Anda dapat
memastikan informasi Anda dan menemukan
area telepon Anda yang hilang.
2. Norton Security Antivirus - Download via
Google Play
Norton Mobile Security Lite dengan antivirus
mampu mengamankan ponsel Android dan
tablet dari perampokan, malware dan virus.
Men'scan aplikasi baru, SD card, file
download baru, dan aplikasi desain ulang
untuk malware.
3. McAfee Antivirus & Security - Download
via Google Play
McAfee Mobile Security menyediakan
keamanan untuk perangkat Android Anda.
Mengamankan ponsel atau tablet Android
Anda dengan antivirus yang cukup baik,
mengontrol keamanan dan pemrograman
keamanan dari McAfee. McAfee memberikan
percobaan gratis untuk ponsel Anda selama
14 hari. Setelah itu Anda dapat membeli
McAfee Mobile Security.
4. AVG Security - Free - Download via
Google Play - Download via Google Play
Gratis, bagus, antivirus konstan dan
memusuhi keamanan pencurian untuk ponsel
Android. Antivirus ini Gratis untuk Android
melindungi Anda dari virus berbahaya,
malware, spyware dan pesan cepat dan
membantu menjaga informasi tertentu agar
aman.
5. AVAST Mobile Security - Download via
Google Play
Ini membantu Anda menemukan telepon
Anda hilang melalui web fitur cari. Kunci
perangkat remote dan / atau menghapus
memori dalam komponen Anti-Theft canggih
untuk menyimpan data Anda agar tetap
aman. Alat-alat praktis seperti meteran
jaringan, manajer aplikasi, dan bahkan
firewall (pada ponsel root) memberi Anda
kontrol penuh dari ponsel Anda.
Maka, demikianlah artikel 5 Anti Virus
Terbaik untuk Ponsel Android , semoga
dapat membantu Anda untuk lebih paham.
Terima kasih telah membaca artikel diatas.
catatan ku
semoga bermanfaat
Minggu, 10 November 2013
Anti virus android
teori domain elektron
A.TEORI DOMAIN ELEKTRON
1.Domain Elektron dalam VSEPR
Teori yang digunakan
untuk mempelajari gaya tolak antar sesama elektron valensi disebut teori VSEPR
(Valence Shell Electron Pair Repulsion) yang dikembangkan
oleh Gillespie dan Nylholm sehigga sering disebut sebagai teori
Gillespie-Nylholm. Dengan teori ini ternyata struktur ruang suatu
senyawa dapat ditentukan dengan memperhatikan elektron bebas dan elektron
ikatan dari senyawa yang bersangkutan.
Awal perkembangan teori VSEPR, pada tahun 1963 berdasarkan
ide-ide yang kembangkan oleh Sidwick dan Powell, Gillespie memberi ceramah
tentang teori VSEPR dalam suatu pertemuan yang di adakan oleh American Chemical
Society (ACS). Setelah memberi ceramah ia ditantang oleh perserta ceramah yang
lain yaitu Rundle. Rundle menyatakan teori VSEPR terlalu “naive”
dan satu-satunya cara pendekatan dalam meramalkan bentuk molekul adalah teori
orbital molekul. Setelah mengadakan diskusi yang cukup panjang Gillespie
menantang Rundle meramal bentuk molekul dari ksenon fluorida (XeF6)
yang pada saat itu baru saja disintesis oleh Malm dan rekan-rekannya.
Berdasarkan terori orbital molekul, Rundle menyatakan bentuk
molekul XeF6 adalah oktahedral normal. Sedangkan Gillespie
berdasarkan teori VSEPR menyatakan bentuk molekul XeF6 adalah
oktahedral terdistorsi.
Berdasarkan hasil eksperimen metode spektroskopi inframerah
terhadap XeF6 yang dilakukan oleh Bartell diperoleh fakta bahwa bnetuk molekul
XeF6 adalah oktahedral terdistorsi yang diramalkan Gillespie. Sejak saat itu
teori VSEPR menjadi terkenal dan Bartell menyatakan “The VSEPR model some
capture the essence of molecular behaviour” .
Model domain elektron dikembangkan oleh Gilliespie dan
Hargittai (1991) berdasarkan ide-ide yang dikemukakan oleh Sidgwick dan Powell.
Model domain elektron dapat digunakan untuk meramalkan bentuk molekul tanpa
perlu melibatkan orbital-orbital atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan.
2.Pengertian Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk
molekul bentuk molekul berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit
luar atom pusat. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR (valence
shell electron pair repulsion). Domain elektron berarti kedudukan elektron atau
daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut :
• Setiap elektron ikatan (apakah ikatan
tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain.
• Setiap pasangan elektron bebas
berarti 1 domain.
Prinsip-prinsip
dasar teori domain elektron adalah sebagai berikut :
• Antar domain elektron pada kulit luar
atom pusat saling tolak menolak sehingga domain elektron akan mengatur diri
(mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak menolak di antaranya menjadi
minimum.
• Urutan kekuatan tolak menolak di
antara domain elektron adalah sebagai berikut: Tolakan antardomain elektron
bebas > tolakan antardomain elektron bebas dengan domain elektron ikatan
> tolakan antardomain elektron ikatan. Perbedaan daya tolak ini terjadi
karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja, sehingga
bergerak lebih leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada pasangan
elektron ikatan. Akibat dari perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya
sudut ikatan karena desakan dari pasangan elektron bebas.
• Bentuk molekul hanya ditentukan oleh
pasangan elektron terikat.
Gambar
Geometri molekul
Tabel
: Susunan ruang domain elektron yang menghasilkan tolakan minimum
Jumlah
domain elektron Susunan ruang (geometri) Besar sudut
ikatan
2 Linear 180°
3 Segitiga sama sisi 120°
4 Tetrahedron 109,5°
5 Bipiramida trigonal Ekuatorial=120° Aksial=90°
6 Oktahedron 90°
2. Merumuskan Tipe MolekulJumlah domain
(pasangan elektron) dalam suatu molekul, dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Atom pusat dinyatakan dengan lambing A,
2. Domain elektron ikatan dinyatakan
dengan X, dan
3. Domain elektron bebas dinyatakan dengan
E
Tabel
: Berbagai kemungkinan bentuk molekul yang atom pusatnya mempunyai 4, 5, atau 6
pasangan elektron
Jumlah
PEI Jumlah PEB Rumus Bentuk molekul Contoh
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Bidang empat SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5
4 2 AX4E2 Segiempat planar XeF4
Tipe
molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah elektron valensi atom
pusat (EV)
2. Tentukan jumlah domain elektron ikatan
(X)
3. Tentukan jumlah domain elektron bebas
(E)
Cara
penetapan tipe molekul tersebut hanya berlaku untuk senyawa biner berikatan tunggal. Untuk
senyawa biner yang berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinat (misalnya
dengan oksigen), maka jumlah elektron yang digunakan untuk membentuk pasangan
terikat menjadi 2 kali jumlah ikatan. Selanjutnya, langkah-langkah untuk
meramalkan geometri adalah sebagai berikut :
• Menentukan tipe molekul
• Menggambar susunan ruang
domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang memberi tolakan minimum.
• Menetapkan pasangan terikat dengan
menuliskan lambing atom yang bersangkutan.
• Menentukan geometri molekul setelah
mempertimbangkan pasangan elektron bebas.
3.
Molekul polar dan nonpolarSuatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi 2
syarat nerikut :
• Ikatan dalam molekul bersifat polar.
Secara umum, ikatan antaratom yang berbeda dapat dianggap polar.
• Bentuk molekul tidak simetris,
sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif.
Perbandingan
Antara Model Domain Elektron dan Teori VSEPR
Teori
domain elektron dan Teori VSEPR dapat dianggap sama, hanya berbeda dalam hal
istilah yang digunakan. Perbandingan antara model domain elektron dengan teori
VSEPR diberikan pada tabel di bawah ini:
Susunan
Domain Pasangan Elektron
Domain pasangan elektron menempati ruangan pada kulit
valensi atom-atom suatu molekul dengan susunan tertentu. Domain elektron pada
kulit valensi suatu atom cenderung mengadopsi susunan tertentu seperti pada
alam sehingga berjarak paling dekat dengan inti atom.Susunan domain pasangan
elektron tersebut dapat diperagakan dengan menggunakan bola-bola plastik atau
balon.
Domain pasangan elektron bebas berada di bawah pengaruh satu
inti atom, sedangkan domain pasangan elektron ikatan dibawah pengaruh dua inti
atom. Urutan ukuran domain pasangan elektron adalah sebagai berikut :
Ukuran domain pasangan elektron bebas > ukuran domain pasangan elektron rangkap tiga > ukuran domain pasangan elektron rangkap dua > ukuran domain pasangan elektron tunggal
Ukuran domain pasangan elektron bebas > ukuran domain pasangan elektron rangkap tiga > ukuran domain pasangan elektron rangkap dua > ukuran domain pasangan elektron tunggal
Kelebihan Model Domain Elektron untuk Meramalkan Bentuk
Molekul
Kelebihan
model domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul adalah dapat digunakan
tanpa harus mengetahui:
- Jenis orbital yang terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen antara atom-atom dalam suatu molekul
- Struktur Lewis molekul
B.Gaya
antar molekul
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya
berupa molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan
yang relatif rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar
berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang
relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati titik embunnya,
terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar
molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James E. Brady,
1990).
Molekul-molekul
dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar
molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk
menguapkan suatu zat cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik
antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang
diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
1.Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas (Gaya London)
Antarmolekul
nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat.
Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk
menemukan elektron di daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa
bergerak dalam orbit. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya
menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar,
sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu
disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali
dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah
berbalik arahnya. Suatu saat yang mungkin terjadi digambarkan pada gambar

Gaya
London
Dipol sesaat
pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik
antarmolekul yang lemah. Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan
oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh karena itu gaya ini
disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E.
Brady, 1990).
Kemudahan
suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul
disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa
molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak
jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena
jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya,
radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan
helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He.
Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan
molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai
titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat
itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
Bentuk
molekul dan polarisabilitas
Gaya dispersi
(gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan
hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang
rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira
sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada
suhu kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana
(CH4), dan gas-gas mulia.
2.Gaya Van der Waals (Gaya tarik antara dipol-dipol)
Gaya Van der
Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar. Molekul polar
memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika dikumpulkan, maka
molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi) sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung yang
bermuata negatif dari molekul lain. tapi tentu saja formasinya tidak
statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.
Catatan:
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C)
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C)
Gaya Van der
Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya tarik
antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen
(kekuatannya hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan
cepat bila jarak antar dipol makin besar. jadi gaya Van der Waaals suatu
molekul akan lebih kuat pada fase padat dibanding cair dan gas.
3.Ikatan Hidrogen
Adalah
sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan
polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya
antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam
nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama.
dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Ikatan
hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang
mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul
lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu
ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ
mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom
dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.
Ikatan
hidrogen diperlihatkan pada garis merah (putus-putus). Meskipun tidak terlalu
kuat, ikatan hidrogen tersebar diseluruh molekul. Inilah sebabnya air (H2O)
memiliki titik didih yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa
lain dengan berat molekul (Mr) yang hampir sama. Sebut misalnya CO2
(Mr=48) dalam suhu kamar sudah berwujud gas, sedangkan air (H2O)
dengan berat molekul lebih kecil (Mr=18) pada suhu kamar (20 0C)
masih berada pada fase cair.
Ikatan
hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),
terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan
hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki
ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Gambar
gaya antar molekul:

Langganan:
Postingan (Atom)